Produk Favorit


Female Box Lets Drink Fun Jug Kosmetik Herbal Omega Squa


Saturday, August 6, 2016

Keunggulan Sapi Bali


Pertambahan Bobot Badan 
Bobot badan sapi bali sangat respondensif terhadap usaha-usaha perbaikan. Beberapa faktor yang dapat mempengaaruhi pertambahan bobot badan adalah jenis kelamin, perlakuaan,lingkungan dan faktor keturunan. Pada umur 1,5 tahun bobot sapi bali mencapai 217,9 kg. Apabila disertai dengan pemberian konsentrat tinggi maka kenaikan bobot badannya dapat mencapai 0,87 kg per hari. Sapi bali memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi dan bobot badannya meskipun dipelihara di padang gembalaan yang kualitasnya rendah. Disamping itu, kemampuannya mencerna serat dan memanfaatkan protein pakan lebih baik daripada sapi lainnya. 

Reproduksi
Dari segi reproduksi,sapi bali termasuk sapi yang subur. Persentase beranaknya berkisar antara 40-80 %,tingkat reproduksi yang tinggi ini juga terlihat dari selang beranak yang pendek yakni mendekati 1 tahun. Fertilitas sapi Bali berkisar 83 - 86 %, lebih tinggi dibandingkan sapi Eropa yang 60 %.

Kualitas Daging & Karkas
Sapi bali merupakan ternak potong andalan Indonesia. Ternak ini memiliki persentase karkas yang tinggi, lemaknya sedikit serta perbandingan tulang dan dagingnya sangat rendah. Dari segi produksi karkas, sapi bali memiliki persentase karkas yang tinggi dari pada sapi unggul lainnya. Persentase karkas sapi baliu berkisar 56-57%

Keunggulan Sapi Bali
Keunggulan sapi bali tampak pada hidupnya yang sederhana, mudah dikendalikan  dan jinak. Sapi bali dapat hidup dengan memanfaatkan hijauan yang kurang bergizi, tidak selektif terhadap makanan, dan memiliki daya cerna terhadap makanan serat yang cukup baik.Kelebihan yang paling mencolok adalah kemampuan beradaptasi dengan baik pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, terutama pada daerah baru yang belum ada ternak sapi atau belum mengenal budidaya pemeliharaan sapi. Oleh karena sifat inilah sapi bali sering disebut sebagai sapi perintis atau sapi pelopor.
Sapi bali termasuk ternak dwiguna, yaitu dapat dimanfaatkan sebagai ternak kerja dan ternak potong. Sebagai ternak kerja, sapi bali tergolong kuat dan cepat dalam mengerjakan lahan pertanian karena memiliki kaki yang bagus dan kuat dibandingkan dengan sapi peranakan ongol. Sapi bali yang dapat di andalkan untuk pembangunan subsektor pertanian ini memiliki beberapa kelemahan yang menjadi faktor pembatas dalam program pengembangan sapi bali. Kelemahan tersebut antara lain ukuran tubuhnya relatif kecil,produksi susu rendah sekitar 1-1,5 1/hari sehingga pertumbuhan anak sapi lambat, dan masih tingginya angka kematian anak pada pemeliharaan secara ekstensif,selain itu sapi bali mudah terserang penyakit khusus seperti penyakit jembrana dan ingusan. Pertumbuhan sapi bali cenderung lambat, tetapi tetapi sangat responsif terhadap usaha-usaha perbaikan. Ternak ini akan mengalami penurunan bobot badan pada waktu musimkerja. Namun setelah diberi makan kembali maka bobot badannya kembali normal.

Saat ini Sapi Bali mulai dikembangkan diluar Pulau Bali, antara lain Nusa Tenggara dan Sumatera. Untuk menjaga kemurnian genetik Sapi Bali, pemerintah Bali telah mengeluarkan peraturan yang melarang memasukkan sapi lain ke Bali.

Keunggulan Sapi Bali lainnya:

  • Subur (cepat berkembang biak/ fertilitas tinggi)
  • Mudah beradaptasi dengan lingkungannya,
  • Dapat hidup di lahan kritis.
  • Mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan.
  • Persentase karkas yang tinggi.
  • Harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat.
  • Khusus sapi bali Nusa Penida, selain bebas empat macam penyakit, yaitu jembrana, penyakit mulut dan kuku, antraks, serta MCF (Malignant Catarrhal Fever). Sapi Nusa Penida juga dapat menghasilkan vaksin penyakit jembrana.
  • Kandungan lemak karkas rendah.
  • Keempukan daging tidak kalah dengan daging impor.
  • Fertilitas sapi Bali berkisar 83 - 86 %, lebih tinggi dibandingkan sapi Eropa yang 60 %.
  • Karakteristik reproduktif antara lain : periode kehamilan 280 - 294 hari, rata-rata persentase kebuntingan 86,56 %, tingkat kematian kelahiran anak sapi hanya 3,65 %, persentase kelahiran 83,4 %, dan interval penyapihan antara 15,48 - 16,28 bulan.